Masyarakat
pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang
biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi
tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan
masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial
religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian
karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban
setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena
beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling
menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan
kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat pedesaan biasanya
memiliki sifat kekeluargaan, saling bantu membantu, gotong-royong dan
lain-lain. Mereka tidak suka menonjolkan diri dalam artian merasa lebih baik
dari yang lain. Dan mereka memiliki kekompakan yang sangat solid dibandingkan
dengan masyarakat perkotaan. Seperti yang bisa kita lhat, masyarakat pedesaan
pada umumnya masih terika tali persaudaraan di dalam masyarakatnya. Mungkin
seseorang mempunyai saudara di dekat rumahnya (tetangga). Maka dari itu
masyarakat desa biasanya lebih mementingkan hubungan kekeluargaan daripada
persaiangan antar anggota masyarakat terebut. Karna menurut masyarakat pedesaan
persaingan dapat merusak hubungan kekeluarhgaan diantara mereka.
Masyarakat perkotaan mereka biasanya tidak mencampurkan antara hal-hal
yang bersifat rasional dan emosional. Masyarakat perkotaan iasanya lebih
individual, jadi mereka lebih memilih mengurusi kepentingan pribadi daripada
harus bergantung dengan orang lain. Karna masyarakat perkotaan tidak seperti
masyarakat pedesaan yang menganggap bahwa mereka adalah masih satu keluarga
jadi solidaritas diantara masyarakat perkotaan itu kurang, karna banyak sekali
persaingan di dalamnya, mereka ingin di puji dan juga dihormati oleh orang lain
maka mereka bersaing agar mendapat hal itu semua. Jangankan yang seperti itu
mereka dengan tetangga saja bahkan ada yang sampai tidak saling mengenal
khususnya perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang kaya yang sibuk dengan
pekerjaan dan urusan masing-masing sehingga tidak dapat bersosialisasi dan juga
bergaul dengan masyarakatnya.
Maka dengan masalah seperti urbanisasi hubungan antara
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan harus saling menguntungkan
(simbiosis mutualisme) sehingga segala sesuatu yang di butuhkan oleh keduanya harus
saling berkaitan agar kehidupan masyarakat pedesaan atau perkotaan dapat
seimbang seperti masyarakat pedesaan memberikan bahan mentah atau barang yang
akan diolah oleh masyarakat kota yang nantinya masyarakat pedesaan yang akan
menggunakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar