Jumat, 02 Januari 2015

Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan (Tulisan)



Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat kekeluargaan, saling bantu membantu, gotong-royong dan lain-lain. Mereka tidak suka menonjolkan diri dalam artian merasa lebih baik dari yang lain. Dan mereka memiliki kekompakan yang sangat solid dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Seperti yang bisa kita lhat, masyarakat pedesaan pada umumnya masih terika tali persaudaraan di dalam masyarakatnya. Mungkin seseorang mempunyai saudara di dekat rumahnya (tetangga). Maka dari itu masyarakat desa biasanya lebih mementingkan hubungan kekeluargaan daripada persaiangan antar anggota masyarakat terebut. Karna menurut masyarakat pedesaan persaingan dapat merusak hubungan kekeluarhgaan diantara mereka.
            Masyarakat perkotaan mereka biasanya tidak mencampurkan antara hal-hal yang bersifat rasional dan emosional. Masyarakat perkotaan iasanya lebih individual, jadi mereka lebih memilih mengurusi kepentingan pribadi daripada harus bergantung dengan orang lain. Karna masyarakat perkotaan tidak seperti masyarakat pedesaan yang menganggap bahwa mereka adalah masih satu keluarga jadi solidaritas diantara masyarakat perkotaan itu kurang, karna banyak sekali persaingan di dalamnya, mereka ingin di puji dan juga dihormati oleh orang lain maka mereka bersaing agar mendapat hal itu semua. Jangankan yang seperti itu mereka dengan tetangga saja bahkan ada yang sampai tidak saling mengenal khususnya perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang kaya yang sibuk dengan pekerjaan dan urusan masing-masing sehingga tidak dapat bersosialisasi dan juga bergaul dengan masyarakatnya.
Maka dengan masalah seperti urbanisasi hubungan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan harus saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) sehingga segala sesuatu yang di butuhkan oleh keduanya harus saling berkaitan agar kehidupan masyarakat pedesaan atau perkotaan dapat seimbang seperti masyarakat pedesaan memberikan bahan mentah atau barang yang akan diolah oleh masyarakat kota yang nantinya masyarakat pedesaan yang akan menggunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar