Jumat, 02 Januari 2015

Agama dan Masyarakat (Tulisan)



Pada bahasan kali ini, saya akan membahas tentang  pengaruh agama di dalam masyarakat, serta bentuk-bentuk konflik tentang perbedaan beragama di salah satu negara di dunia. Menurut pendapat saya, agama adalah kepercayaan yang dianut seseorang untuk membimbing hidupnya serta menjadi pedoman bagi segala aktifitas yang dilalui seseorang.
Di negara Indonesia, terdapat 5 agama atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya. Yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha. Agama atau kepercayaan yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah Agama Hindu, setelah agama Hindu kemudian masuklah Agama Budha, setelah agama Budha  kemudian masuklah Agama Islam, setelah agama Islam, kemudian disusul oleh agama Kristen dan Katolik.  Sejauh yang saya tahu, menurut saya bahwa perbedaan beragama di Indonesia dapat berjalan dengan damai dan aman –aman saja. Sebagai buktinya di wilayah Jakarta terdapat tempat beribadah bagi umat Muslim yaitu Mesjid Istiqlal, mesjid yang bisa saya katakan sangat besar  ini terletak di depan atau di seberang tempat beribadah umat Kristen, yaitu Gereja Katedrhal. Menurut saya ini sudah cukup membuktikan bahwasannya perbedaan beragama bukanlah menjadi penghalang masyarakat untuk hidup damai, aman, dan tentram.
Sebagai hak asasi manusia, bahwa setiap manusia berhak untuk mendapatkan kebebasan beragama. Jadi, siapapun orangnya, mau kaya atau miskin, mau tua atau muda, mau pria atau wanita, adalah berhak untuk mendapatkan kebebasan beragama. Dan merupakan suatu kewajiban seseorang untuk menghormati umat beragama lain. Sebagai contoh, misalnya Si A beragama Islam, sedangkan Si B beragama Katolik, ketika Si A melakukan ibadahnya di mesjid untuk sholat, kewajiban dari Si B adalah menghormati Si A yang sedang melakukan ibadahnya, begitu juga sebaliknya, ketika Si B sedang melakukan ibadahnya di gereja, sudah menjadi kewajiban Si A untuk menghormati Si B yang sedang melakukan ibadahnya. Itulah  yang dinamakan dengan  Toleransi Beragama.
Sedangkan untuk konflik beragama, yang saya ketahui adalah beberapa agama yang berselisih prinsip tentang agama yang dianut nya masing-masing. Sebagai salah satu contoh yang saya ketahui, di negara India. Di India terdapat banyak agama yang dianut oleh masyarakatnya, salah satunya adalah agama Hindu dan agama Islam. Yang menjadi dasar konflik nya adalah untuk agama Hindu, dalam upacara keagamaannya umat Hindu mendewakan sapi, dalam arti lain sapi sangatlah dihormati oleh umat Hindu. Untuk agama Islam, untuk merayakan salah satu hari raya nya yaitu Hari Raya Idul Adha, di dalam hari raya ini, umat muslim bagi yang mampu diwajibkan untuk menyembilih sapi atau kambing yang kemudian dagingnya akan dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Yang menjadi konflik nya adalah, untuk agama Islam untuk merayakan hari raya nya diperlukan pemotongan kambing/sapi, sedangkan untuk agama Hindu untuk merayakan hari raya nya umatnya menghormati atau mendewakan sapi, nah dari sini lah awal konflik antar umat beragama di India.

Iptek dan Kemiskinan (Tulisan)



Berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. siapa yang tidak mengenal Ilmu pengetahuan? Dalam perkembangan zaman ilmu pengetahuan sangat dibutuh kan untuk menunjang perkembangan teknologi yang ada.  Ilmu pengetahuan sekarang ini bisa didapat dari buku- buku, seminar, internet dan lain –lain. Tergantung dari mana kita ingin mencari ilmu tersebut dan untuk apa kita mencarinya??
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat kita rasakan di berbagai bidang. Contohnya sekarang ini banyak di temukan rumus – rumus matematika dan fisika baru yang digunakan dalam penghitungan. Kemudian dalam bidang kimia banyak di temukan unsur – unsur logam baru. Lalu banyak teori –teori baru yang dikembangkan agar mempermudah seseorang mempelajarinya. Ilmu penetahuan yang berkembang tersebut dapat kita jadikan sebagai acuan dalam mengembangkan sebuah teknologi.
Contoh perkembangan teknologi pada alat komunikasi yang biasa kita gunakan. Mulanya alat komunikasi berawal dari telegram, lalu beralik ke telpon kemudian berkembang lagi ke handphone lalu beralih lagi ke smartphone. Setelah itu dari tiap – tiap alat komunikasi berkembang cara mengoperasikan alat tersebut mulai memencet tombol, sensor suara, hingga layar sentuh. Kemungkinan cara mengoperasikan alat tersebut dengan menggunakan fikiran.
Sekarang ini Para ilmuwan memang tengah berlomba menyempurnakan teknologi pembaca pikiran, termasuk para produsen alat komunikasi yang ingin membuatnya lebih mudah digunakan. Sebagai contoh, para ilmuwan ingin agar nantinya pengguna ponsel cukup memikirkan menelepon seseorang ketimbang harus menekan sederet nomor untuk melakukan panggilan. Jadi ktita sebagai pengguna hanya harus memikirkan menelepon seseorang dan itu akan terjadi. Atau Anda bisa mengontrol kursor di layar komputer hanya dengan memikirkan ke arah mana kursor itu akan dipindahkan.
Jadi kita sebagai manusia harus bisa mengikutin perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kita tidak ketinggalan informasi. Jika kita tidak bisa mengikutinya ada besar kemungkinan kita menjadi orang yang bodoh. Dan orang yang bodoh sangat dekat dengan kemiskinan. Oleh karena itu kita harus bisa belajar dengan cara apa pun.

Pertentangan Sosial dan Integrasi (Tulisan)



Pertentangan terdapat faktor yang mendasari pertentangan, yaitu :
1.    Status sosial di masyarakat
      Status sosial sering di sebut-sebut sebagai suatu kasus yang sangat di permasalahkan. Bagaimana tidak banyak di antara kita memandang status sosial itu penting sehingga ia menjadi orang yang merasa jika status sosialnya adalah orang berada atau sering di sebut istilah kaya menjadi sombong. Sedangkan orang yang tidak mampu atau istilah lainnya miskin menjadi minder atau merasa dirinya adalah orang yang tak layak untuk menikmati fasilitas yang ada.
Status sosial seperti inilah yang sangat di pertentangkan di lingkungan dan negara kita, walaupun memang masih ada orang yang tidak sombong atau tidak bangga dengan apa yang dia punya sekarang tetap saja kebanyakan dari mereka lebih suka menyombongkan diri dengan apa yang mereka punya sekarang.
     Tapi walaupun begitu, meski banyak orang yang mencoba menghilangkan pemikiran buruk ke masyarakat bahwa tidak semua orang sombong karena mempunyai status sosial. Tapi tetap saja pemikiran masyarakat yang merasa dirinya tidak mampu lain. Mereka sudah merasa terhina oleh ejekan dari orang-orang sombong karena status sosial mereka yang berbeda. Bukan hanya cemoohan, sikap mereka pun membuat lebih sakit hati orang yang tidak mampu.
Sedangkan bagi mereka yang status sosialnya rendah, walaupun sebagian ada yang minder tapi ada juga yang tidak memperdulikan status sosial mereka. Namun masih saja ada yang dia tidak mau mengakui status sosial dan berpura-pura menjadi orang mampu. Mungkin mereka melakukan itu karena malu. tapi di antara mereka yang melakukan itu kebanyakan yang awalnya adalah orang mampu namun ada suatu permasalahan yang membuat dia menjadi orang yang tak mampu sehingga dia belum bisa menerima kenyataan tersebut. Ada juga yang sampai depresi.
2.    Agama
       Agama di lingkungan kita bermacam-macam, ada : Islam, Katholik, Kristen, Budha, dan Hindu. Walaupun di negara kita Indonesia kebanyakan berdomisili Islam. Tapi tetap saja pertentangan itu selalu ada.Pertentangan yang sering terjadi, contohnya juga kemaren-kemaren yang sedang buming :
Saat pencalonan Gubernur Jakarta Jokowi dan Basuki (ahok), saat itu yang di pertentangkan adalah Agama. Dimana Jokowi adalah Islam sedangkan Basuki yang sering terkenal dengan sebutan Ahok adalah Kristen. Menurut masyarakat atau pendukung dari calon Gubernur lainnya di negara kita  belum pernah ada pemimpin dan wakilnya yang berbeda agama.
 Mungkin isyu seperti itu supaya membuat masyarakat tidak memilih mereka. Namun pada akhirnya, Jokowi-Basuki lah yang memenangkan pemilihan Gubernur tersebut, dan hasilnya apa ? sampai sekarang tidak ada masalah yang di permasalahkan lagi oleh masyarakat karena status agama Basuki. Tapi tetap saja Status Agama masih sering di permasalahkan sehingga menjadi pertentangan yang di sebut sebagai pertentangan sosial.

3.    Pendidikan
       Pendidikan di negara kita sangatlah bermacam macam, di mulai tingkat pendidikan dari SD, SMP, SMA sampai Sarjana. Dan persaingannya pun semakin ketat, contohnya selintingan kabar yang di dengar bisa jadi tahun 2013 setiap siswa SMA yang ingin melanjutkan ke bangku Kuliah jika ke PTN atau Perguruan Tingkat Negeri harus di lihat dari nilai raport murni, tidak ada lagi jalur SMPTN semuanya memakai jalur beasiswa atau undangan.
Mengapa bisa seperti itu karena, sekarang banyak orang dalam yang memberikan bocoran terhadap soal-soal yang akan di kerjakan calon mahasiswanya. Maka dari itu kemungkinan besar bangku perkuliahan juga akan seperti SMAN, maksudnya masyarakat lebih berminat terhadap Swasta di bandingkan Negeri walaupun biaya yang di keluarkan sangatlah mahal.
Bukan soal itu saja, pendidikan sekarang sering di pakai untuk menyombongkan diri. Sehingga seseorang yang hanya duduk sampai bangku SD atau SMP yang hal nya memang dapet dana BOS (Bantuan Orientasi Siswa) yaitu wajib sekolah sampai 9 tahun, merasa minder. Namun bila di lihat dari sisi lain, banyak anak cerdas diantaranya namun karena biaya mereka harus memberhentikan mimpi mereka menggapai cita-cita yang sangatlah setinggi langit.

Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan (Tulisan)



Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat kekeluargaan, saling bantu membantu, gotong-royong dan lain-lain. Mereka tidak suka menonjolkan diri dalam artian merasa lebih baik dari yang lain. Dan mereka memiliki kekompakan yang sangat solid dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Seperti yang bisa kita lhat, masyarakat pedesaan pada umumnya masih terika tali persaudaraan di dalam masyarakatnya. Mungkin seseorang mempunyai saudara di dekat rumahnya (tetangga). Maka dari itu masyarakat desa biasanya lebih mementingkan hubungan kekeluargaan daripada persaiangan antar anggota masyarakat terebut. Karna menurut masyarakat pedesaan persaingan dapat merusak hubungan kekeluarhgaan diantara mereka.
            Masyarakat perkotaan mereka biasanya tidak mencampurkan antara hal-hal yang bersifat rasional dan emosional. Masyarakat perkotaan iasanya lebih individual, jadi mereka lebih memilih mengurusi kepentingan pribadi daripada harus bergantung dengan orang lain. Karna masyarakat perkotaan tidak seperti masyarakat pedesaan yang menganggap bahwa mereka adalah masih satu keluarga jadi solidaritas diantara masyarakat perkotaan itu kurang, karna banyak sekali persaingan di dalamnya, mereka ingin di puji dan juga dihormati oleh orang lain maka mereka bersaing agar mendapat hal itu semua. Jangankan yang seperti itu mereka dengan tetangga saja bahkan ada yang sampai tidak saling mengenal khususnya perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang kaya yang sibuk dengan pekerjaan dan urusan masing-masing sehingga tidak dapat bersosialisasi dan juga bergaul dengan masyarakatnya.
Maka dengan masalah seperti urbanisasi hubungan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan harus saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) sehingga segala sesuatu yang di butuhkan oleh keduanya harus saling berkaitan agar kehidupan masyarakat pedesaan atau perkotaan dapat seimbang seperti masyarakat pedesaan memberikan bahan mentah atau barang yang akan diolah oleh masyarakat kota yang nantinya masyarakat pedesaan yang akan menggunakannya.

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat (Tulisan)



Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Pelapisan sosial juga dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk secara berkelas, maksudnya tiap lapisan masyarakat memiliki kelasnya masing-masing. Kelas dalam penduduk terdiri dari lapisan atas, lapisan tengah dan lapisan bawah. Lapisan-lapisan ini sering kita jumpai didalam sebuah sistem yaitu kasta. 
Perbedaan kasta terjadi dalam agama Hindu, dimana kasta tersebut memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Seperti kasta Brahmana terdiri dari, para pekerja dibidang spiritual, rohaniawan, kasta Ksatria terdiri dari, para anggota pemerintahan, kasta Waisya terdiri dari, pekerja dibidang ekonomi, kasta Sudra terdiri dari, para pekerja yang mempunyai tugas untuk melayani tiga kasta sebelumnya.
Dalam perbedaan kasta tersebut lah kita dapat melihat pelapisan sosial masyarakat yang ada didunia ini. Tujuannya adalah untuk mempermudah klasifikasi perbedaan kelas ditiap lapisan tersebut. Lapisan tersebut akan terbentuk dengan 2 cara yaitu secara alamiah dan disengaja, dua cara tersebut akan membedakan tiap-tiap kelas yang ada didalamnya untuk mencapai keselarasan hidup. 
Keselarasan dalam hidup akan menciptakan suasana yang damai dan tenteram, tidak ada perpecahan dan diskriminasi antar anggota lapisan manapun. Seperti yang terjadi di Indonesia ini, walaupun sistem pemerintahan menganut demokrasi masih dapat ditemui beberapa kesenjangan sosial yang terjadi antar lapisan sosial. Contohnya yang terjadi di Ambon, Papua dan masih banyak lagi daerah-daerah menjurus pada konflik antar sesama laipisan masyarakat. 
Kesenjangan adalah salah satu pemicu dari konflik yang terjadi di lapisan sosial manapun dan akan terjadi jika kita tidak menjaga sikap toleransi dan tenggang rasa antar sesama anggota masyarakat. Jadi, pelapisan sosial biar dibedakan dengan beberapa kelas kita harus hidup berdampingan. Jangan hanya gara-gara perbedaan tersebut dapat menjurus kearah yang meresahkan seperti konflik, masyarakat memiliki andil dalam menjaga kerukunan dan pemerintah juga harus mengawasi tiap gerak-gerik anggota masyarakat dalam pelapisan sosial.

Kesamaan Derajat
Setiap individu pasti memiliki kesamaan derajat dalam tatanan lapisan masyarakat. Kesamaan derajat memiliki hubungan antar manusia dengan masyarakat umum lainnya, dan setiap anggota masyarakat memiliki hak dan keawjiban yang sama. Sebagai contoh adanya perbedaan antara orang kaya dan miskin, disini akan terjadi kesenjangan sosial sebagaimana dijelaskan pada point diatas. Padahal setiap manusia terlahir didunia ini dalam keadaan suci dan tidak membawa suatu apa pun, maka ada baiknya perbedan-perbedaan harus lah kita rangkul bukan dijauhi agar terciptanya kesamaan derajat.