Sabtu, 16 April 2016

PETUMBUHAN PENDUDUK


Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya, yang disebabkan oleh perubahan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk ini sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang.
Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa penduduk bertambah menurut deret ukurdan bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepatdari pada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk.
Konsep dan teori mengenai 3 komponen utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk akan di jelaskan satu demi satu sebagai berikut:.

a. Teori Fertilitas
Analisis terhadap fertilitas dapat dikelompokandalam dua bagian pembahasan. Pertama, membahas tentang pengertian konsep dasar dari ukuran-ukuran fertilitasdan tentang teknik-teknik penghitungan ukuran fertilitas seperti bagaimana menghitung CBR, ASFR, TFR, GRR, NRR dan sebagainya. Dan yang ketiga adalah membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan fertilitas itu sendiri. Pengukuran Fertilitas Tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahuntertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.
Bongart dan Menken berpendapat bahwa fertilitas alami dapat diidentifikasi melalui lima hal utama, yaitu:
a.   Ketidak-suburan setelah melahirkan (postpartum infecundibality)
b.   Waktu menunggu untuk konsepsi (waiting time to conception)
c.   Kematian dalam kandungan (intraurine mortality)
d.   Sterilisasi permanen (permanent sterility)
e.   Memasuki masa reproduksi (entry into reproductive span)


b. Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Beberapa ukuran kematian adalah sebagai berikut. Crude Death Rate (CDR) Age Specific Death Rate (ASDR) dan Infant Mortality Rate (IMR).
Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :
A. Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
1. Rendahny kesadara masyaraka aka pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
B. Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
1. Meningkatny kesadara pendudu aka pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
5. Kemajuan di bidang kedokteran.

Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat (Budi Utomo,1985).
Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah jumlah kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan sebuah indikator yang disebut angka kematian bayi (IMR). Di Indonesia, IMR telah mengalami penurunan dari 142 pada 1967-1971 menjadi 46 pada periode 1992-1997. Penurunan IMR yang drastis ini menyembunyikan perbedaan IMR antar daerah geografis dan kalangan sosial ekonomi yang berbeda. Data dinas kependudukan menyebutkan perbedaan IMR antara perkotaan dan pedesaan semakin melebar, sekitar 42% lebih tinggi di daerah pedesaan dibanding daerah perkotaan.
Hubungan antara karakteristik soaial ekonomi dengan angka kematian anak sangat kuat. Determinan sosial ekonomi dikelompokkan kedalam tiga kategori variable umum yang biasanya digunakan dalam literature ilmu sosial, yaitu :
1.  Variabel  tingkat  individu  :  produktivitas  individu  (ayah,  ibu), tradisi/norma/sikap.
Produktivitas individu. Tiga unsur yang menentukan “produktivitas” anggota rumah tangga adalah ketrampilan (khususnya diukur dari tingkat pendidikan), kesehatan, dan waktu. Produktivitas ibu (yang dipengaruhi oleh ketrampilan, waktu dan kesehatan ibu) berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup bayi. Tanggung jawab pribadi ibuuntuk merawat dirinya sendiri selama masa hamil dan mengasuh anak merupakan tahap-tahap yang paling penting dalam hidupnya. Tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak dengan cara mempengaruhi pilihan-pilihan ibu dan meningkatkan keterampilan ibu dalam praktek-praktek upaya kesehatan.

2.  Variabel tingkat rumah tangga : pendapatan/kekayaan.
Efek pendapatan/kekayaan. Berbagai macam barang dan jasa dan asset pada tingkat rumah tangga akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan mortalitas anak melalui variable antara. Beberapa hal utama yang menunjukkan efek pendapatan/kekayaan dapat mempengaruhi kesehatan anak.


3.  Variabel tingkat masyarakat: lingkungan ekologi, ekonomi politik, system kesehatan.
     Lingkungan ekologi. Lingkungan ekologi meliputi iklim, tanah, curah hujan,  temperature,  letak  ketinggian,  dan  musim.  Dalam  masyarakat subsistensi  perdesaan,  variable-variabel  ini  mempunyai  pengaruh  yang besar terhadap kelangsungan hidup anak dengan mempengaruhi jumlah dan jenis  bahan  makanan  yang  dihasilkan,  persediaan  dan  kualitas  air. Penyebarluasan serangga pembawa penyakit, tingkat bertambahnya bakteri dalam makanan yang disimpan, dan drainase saluran pembuangan kotoran. Ekonomi politik

c. Konsep Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di samping faktorkelahiran dan kematian. Di negarayang sedang berkembang migrasi secara regional sangat penting untukdikaji secara khusus, mengingat meningkatnya kepadatan penduduk yang pesat didaerah-daerah tertentu akibat distribusi penduduk yang tidak merata.
Menurut Sensus Penduduk tahun 1971, ternyata tidak satupun dari dua puluh tujuh provinsi di Indonesia yang tidak mengalami perpindahan penduduk, baik perpindahan masuk maupun perpindahan keluar. Perpindahan penduduk seringkali diartikan sebagai migrasi, namun migrasi sendiri mempunyai artisecara khusus.
Menurut Munir, (2004: 55), migrasi didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ketempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dari suatu negara. Defenisi lain adalah bahwa migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Dari kedua definisi ini ada dua demensi yang digunakan, yaitu demensi Waktu dandemensi Daerah.
Untuk demensi waktu, ukuran yang pasti tidak ada karena sulitnya menentukan berapa lama seseorang pindah tempat tinggal untuk dapat dianggap sebagai seorang migran. Namun demikian dalam praktik ukuran yang dipakai adalah definisi yang ditentukan dalam Sensus Penduduk.
Menurut batasan Sensus Penduduk 1961 dan 1980 batasan unit wilayah bagimigrasi di Indonesia adalah provinsi. Sesuai dengan batasan Sensus Penduduk 1961 dan 1980 ada beberapa jenis migrasi yaitu :
1.  Migrasi Masuk (In Migration)
2.  Migrasi Keluar (out Migration)
3.  Migrasi Neto (Net Migration)
4.  Migrasi Bruto (Gross Migration)
5.  Migrasi Total (Total Migration)
6.  Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration)
7.  Migrasi Parsial (Partial Migration)
8.  Arus Migrasi (Migration Stream)
9.  Urbanisasi (Urbanization)
10.Transmigrasi (Transmigration)

Terjadinya migrasi disebabkan oleh beberapa faktor, menurut Lee, S. Everett (1991), faktor-faktor yang mendorong terjadinya migrasi ada 4 Faktor migrasi ; yaitu :
a.  faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
b.  faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
c.  penghalang antara dan
d.  faktor-faktor pribadi.

Adanya pengaruh positif pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di mana kondisi dan kemajuan penduduk sangat erat terkait dengan tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi. Penduduk disatu pihak dapat menjadi pelaku atau sumber daya bagi faktor produksi, pada sisi lain dapat menjadi sasaran atau konsumen bagi produk yang dihasilkan. Kondisi-kondisi kependudukan, data dan informasi kependudukan akan sangat berguna dalam memperhitungkan berapa banyak tenaga kerja akan terserap serta kualifikasi tertentu yang dibutuhkan dan jenis-jenis teknologi yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Dipihak lain pengetahuan tentang struktur penduduk dan kondisi sosial ekonomi pada wilayah tertentu, akan sangat bermanfaat dalam memperhitungkan berapa banyak penduduk yang dapat memanfaatkan peluang dan hasil pembangunan atau seberapa luas pangsa pasar bagi suatu produk usaha tertentu (Todaro, 2003).

DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh
Kelompok  (4)
Ridwan hendra irawan, Antika asma latiefah, Dyah ayu pitaloka, Yenita rachmawati dan Didin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar