Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah
penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya, yang disebabkan oleh perubahan fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Indikator tingkat pertumbuhan penduduk
ini sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau
negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan
datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang
sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah
pemilih untuk pemilu yang akan datang.
Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle
of Population (1798), dikatakan bahwa penduduk bertambah menurut
deret ukurdan bahan makanan
bertambah menurut deret
hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih
cepatdari pada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus
dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk.
Konsep dan teori mengenai
3 komponen utama
yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk akan di jelaskan satu demi satu sebagai berikut:.
a. Teori Fertilitas
Analisis
terhadap fertilitas dapat dikelompokandalam dua bagian pembahasan. Pertama, membahas tentang pengertian
konsep dasar dari ukuran-ukuran fertilitasdan tentang teknik-teknik
penghitungan ukuran fertilitas seperti bagaimana
menghitung CBR, ASFR, TFR, GRR, NRR dan
sebagainya. Dan yang ketiga adalah membahas tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan fertilitas itu sendiri. Pengukuran
Fertilitas Tahunan adalah pengukuran kelahiran
bayi pada tahuntertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk
yang mempunyai resiko untuk
melahirkan pada tahun
tersebut.
Bongart dan
Menken berpendapat bahwa fertilitas
alami dapat diidentifikasi melalui lima hal utama,
yaitu:
a. Ketidak-suburan setelah melahirkan (postpartum infecundibality)
b.
Waktu menunggu
untuk konsepsi (waiting time to conception)
c.
Kematian dalam kandungan (intraurine mortality)
d.
Sterilisasi permanen (permanent
sterility)
e.
Memasuki masa reproduksi (entry into reproductive span)
b. Mortalitas
Mortalitas atau
kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap
struktur penduduk. Beberapa ukuran kematian adalah sebagai berikut.
Crude Death Rate (CDR)
Age Specific Death Rate (ASDR)
dan Infant Mortality Rate (IMR).
Faktor yang menunjang dan menghambat kematian
(mortalitas) di Indonesia,
adalah sebagai berikut
:
A. Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti
gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah
penyakit, pembunuhan
B. Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara
lain :
1. Meningkatnya
kesadaran penduduk akan
pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3.
Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4.
Memperbanyak tenaga medis
seperti dokter, dan bidan
5.
Kemajuan di bidang kedokteran.
Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan
masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan.
Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun
lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat (Budi Utomo,1985).
Salah satu ukuran kematian
yang cukup menjadi perhatian adalah jumlah kematian bayi. Jumlah kematian bayi
ini dipublikasikan dengan sebuah indikator yang disebut angka
kematian bayi (IMR).
Di Indonesia, IMR telah mengalami penurunan dari 142
pada 1967-1971 menjadi 46 pada periode 1992-1997. Penurunan IMR yang drastis
ini menyembunyikan perbedaan IMR antar daerah geografis dan kalangan sosial
ekonomi yang berbeda. Data dinas kependudukan menyebutkan perbedaan IMR antara
perkotaan dan pedesaan semakin melebar, sekitar
42% lebih tinggi
di daerah pedesaan dibanding daerah perkotaan.
Hubungan antara karakteristik soaial ekonomi dengan
angka kematian anak sangat kuat. Determinan sosial ekonomi dikelompokkan
kedalam tiga kategori variable umum yang biasanya digunakan dalam literature ilmu sosial, yaitu
:
1.
Variabel tingkat individu
:
produktivitas
individu
(ayah,
ibu),
tradisi/norma/sikap.
Produktivitas individu. Tiga unsur yang menentukan
“produktivitas” anggota rumah tangga adalah ketrampilan (khususnya
diukur dari tingkat pendidikan), kesehatan, dan waktu. Produktivitas ibu (yang dipengaruhi oleh ketrampilan, waktu dan kesehatan ibu) berpengaruh langsung
terhadap kelangsungan hidup bayi.
Tanggung jawab
pribadi ibuuntuk merawat
dirinya sendiri selama masa hamil dan mengasuh anak merupakan tahap-tahap yang paling penting dalam hidupnya.
Tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak
dengan cara mempengaruhi pilihan-pilihan ibu dan meningkatkan keterampilan ibu dalam praktek-praktek upaya kesehatan.
2.
Variabel tingkat rumah tangga
: pendapatan/kekayaan.
Efek
pendapatan/kekayaan. Berbagai macam barang dan jasa dan asset pada tingkat rumah
tangga akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan mortalitas anak melalui variable
antara. Beberapa hal utama yang menunjukkan efek
pendapatan/kekayaan dapat mempengaruhi kesehatan anak.
3.
Variabel tingkat masyarakat: lingkungan
ekologi, ekonomi politik, system kesehatan.
Lingkungan
ekologi. Lingkungan ekologi meliputi iklim, tanah, curah hujan, temperature, letak
ketinggian,
dan
musim.
Dalam
masyarakat
subsistensi perdesaan, variable-variabel ini mempunyai
pengaruh
yang
besar terhadap kelangsungan hidup anak dengan
mempengaruhi jumlah dan jenis bahan makanan
yang
dihasilkan,
persediaan
dan
kualitas
air. Penyebarluasan serangga pembawa penyakit, tingkat bertambahnya bakteri dalam makanan yang disimpan, dan drainase saluran
pembuangan kotoran. Ekonomi politik
c. Konsep
Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor
dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di samping faktorkelahiran dan
kematian. Di negarayang sedang
berkembang migrasi secara regional sangat penting untukdikaji secara khusus,
mengingat meningkatnya kepadatan penduduk yang pesat didaerah-daerah tertentu
akibat distribusi penduduk yang tidak merata.
Menurut Sensus Penduduk tahun 1971,
ternyata tidak satupun dari dua puluh tujuh provinsi di Indonesia yang tidak
mengalami perpindahan penduduk, baik perpindahan
masuk maupun perpindahan keluar.
Perpindahan penduduk seringkali diartikan sebagai migrasi, namun migrasi
sendiri mempunyai artisecara khusus.
Menurut Munir, (2004:
55), migrasi didefinisikan sebagai perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ketempat lain melampaui batas politik/negara ataupun
batas administratif/batas bagian dari
suatu negara. Defenisi lain adalah bahwa migrasi sering diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Dari kedua
definisi ini ada dua demensi yang digunakan, yaitu demensi Waktu dandemensi Daerah.
Untuk demensi waktu, ukuran yang
pasti tidak ada karena sulitnya menentukan berapa lama seseorang pindah tempat
tinggal untuk dapat dianggap sebagai seorang migran. Namun demikian dalam
praktik ukuran yang dipakai adalah
definisi yang ditentukan dalam Sensus Penduduk.
Menurut batasan Sensus
Penduduk 1961 dan 1980 batasan unit wilayah bagimigrasi di Indonesia adalah
provinsi. Sesuai dengan batasan Sensus Penduduk 1961 dan 1980 ada beberapa
jenis migrasi yaitu
:
1.
Migrasi Masuk
(In Migration)
2.
Migrasi Keluar
(out Migration)
3.
Migrasi Neto (Net Migration)
4.
Migrasi Bruto
(Gross Migration)
5.
Migrasi Total (Total Migration)
6.
Migrasi Semasa
Hidup (Life Time Migration)
7.
Migrasi Parsial
(Partial Migration)
8.
Arus Migrasi
(Migration Stream)
9.
Urbanisasi (Urbanization)
10.Transmigrasi (Transmigration)
Terjadinya migrasi disebabkan oleh beberapa faktor, menurut
Lee, S. Everett (1991),
faktor-faktor yang mendorong
terjadinya migrasi ada 4 Faktor migrasi ; yaitu :
a.
faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
b.
faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
c.
penghalang antara
dan
d.
faktor-faktor pribadi.
Adanya
pengaruh positif pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di mana
kondisi dan kemajuan penduduk sangat erat terkait dengan tumbuh dan
berkembangnya usaha ekonomi. Penduduk disatu pihak dapat menjadi pelaku atau
sumber daya bagi faktor produksi, pada sisi lain dapat menjadi sasaran atau
konsumen bagi produk yang dihasilkan. Kondisi-kondisi kependudukan, data dan
informasi kependudukan akan sangat berguna dalam memperhitungkan berapa banyak
tenaga kerja akan terserap serta kualifikasi tertentu yang dibutuhkan dan
jenis-jenis teknologi yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang atau
jasa. Dipihak lain pengetahuan tentang struktur penduduk dan kondisi sosial
ekonomi pada wilayah tertentu, akan sangat bermanfaat dalam memperhitungkan
berapa banyak penduduk yang dapat memanfaatkan peluang dan hasil pembangunan
atau seberapa luas pangsa pasar bagi suatu produk usaha tertentu (Todaro,
2003).
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh
Kelompok (4)
Ridwan hendra irawan, Antika asma
latiefah, Dyah ayu pitaloka, Yenita rachmawati dan Didin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar