-PANDANGAN
HIDUP
Pandangan-hidup kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya,
dan Kitapun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita
itu. Oleh karenanya berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk
pandangan-hidup tertetu. Ia akan secara signifikan sangat menentukan
jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun agama yang kita anut lantaran
kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan-hidup tertentu
yang pasti. Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di
dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak-sana-tabrak-sini,
sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup yang rasanya cocok, sesuai
dengan kondisi fisiko-mental kita. Apa yang kita
perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita
senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang
lain, bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat
sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.
Setiap manusia
mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu
menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Macam-macam sumber pandangan hidup
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan
hidup dapat diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan
norms yang terdapat pada negara tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.
-IDEOLOGI
menurut wikipedia Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir
abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkanWeltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari
hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide
yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan
untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat
konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit
Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu
edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang
berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan,
keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas,
ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai
dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
a. Destut De Traacy :istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de
Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu
perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b. Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
1. Ideologi
secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
2. Ideologi
secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik
atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa
Sementara hak ideologi dibagi
menjadi 2, yaitu :
1.
Hak memperoeh kebebasan
2.
Hak memperoleh perlindungan sebagai
warga negara
-CITA CITA
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan,
harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati.
Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup
manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu
bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan
sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
3 Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita –
citanya antara lain :
- Manusia itu sendiri,
- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
- Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.
2 Faktor
kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
- Faktor
yang menguntungkan, dan
- Faktor yang menghambat.
-KEBIJAKAN
adalah rangkaian konsep dan asas yang
menjadi pedoman
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak [1]. Istilah ini dapat diterapkan
pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta,
serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan
dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau
melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang
mengharuskan pembayaran pajak penghasilan),
kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil
yang diinginkan.
Kebijakan atau kajian
kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi,
termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program atau
pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat
diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau administratif
untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Faktor Personal :
1. Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh
kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut
Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram
secara genetis dalam jiwa manusia.
2. Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam
tiga komponen.
• Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan
sebelumnya.
• Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa
yang diketahui manusia.
• Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan
kebiasaan dan kemauan bertindak
Adapun beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang yaitu Faktor genetik atau
keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan
perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu
(endogen), antara lain:
a. Jenis Ras
Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang
spesifik saling berbeda satu dengan yang lainnya.
Tiga kelompok ras terbesar, yaitu:
·
Ras kulit putih
atau ras Kaukasia.
Ciri-ciri
fisik : Warna kulit putih, bermata biru, berambut pirang.
Perilaku
yang dominan : Terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
·
Ras kulit hitam
atau ras Negroid.
Ciri-ciri
fisik : Berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam. Perilaku yang
dominan : Keramah tamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang dengan
upacara ritual.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat
dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria
berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas
dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria di sebut
maskulin sedangkan perilaku wanita di sebut feminim.
c. Sifat Fisik
Kalau kita amati perilaku individu
berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan
gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
d. Sifat Kepribadian
Salah satu pengertian kepribadian yang
dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah : “keseluruhan pola pikiran, perasaan
dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang
terus menerus terhadap hidupnya”.
e. Bakat Pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (1997) yang
mengutip pendapat William B. Micheel (1960) adalah : “kemampuan individu untuk
melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenal hal
tersebut”. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta
bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.
f. Intelegensi
Menurut Terman intelegensi adalah :
“kemampuan untuk berfikir abstrak” (Sukardi, 1997). Sedangkan Ebbieghous
mendefenisikan intelegensi adalah : “kemampuan untuk membuat kombinasi”
(Notoatmodjo, 1997). Dari batasan terebut dapat dikatakan bahwa intelegensi
sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada
individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat
bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki
intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.
Mempengaruhi Perilaku
-USAHA DAN
PERJUANGAN
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja
keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan,
perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan
manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus
kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan
mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja
keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga
keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada
jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya
daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat
dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak
mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan,
bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia yang mengaturnya.
Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana
hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para
pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah
kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas
itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia
lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang
bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan
memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian /
ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra
“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan
sebagai “Long life education”.
Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih)
antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang
menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara
tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat
organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya
sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara
dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui
pandangan hidu /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
-KEPERCAYAAN
ATAU KEYAKINAN
Kepercayaan berasal
dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis
pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri,
melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan
atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik
langsung atau tidak langsung kepada manusia.
Faham dan Aliran
Filsafat
1.
Utilitarianisme
2.
Idealisme
3.
Rasionalisme
4. Pragmatisme
5.
Empirisme
6.
Positivisme
7.
Materialisme
8.
Humanisme
9.
Feminisme
10.
Eksistensialisme
Kesimpulan
Menurut saya
pandangan hidup yang baik adalah bagai mana kita selalu ingin menjadi yang
terbaik di antara yang terbaik, sehingga bila berpandangan seperti itu kita
akan selalu berusaha menjadi yang terbaik di dunia maupun di akhirat. Secara otomatis
dengan berpandangan hidup selalu ingin menjadi yang terbaik ini kita akan
selalu memikirkan cara nya, nah cara nya disini kita harus pintar memilih cara.
Jangan memakai cara yang negative tapi pakai lah cara yang positif karna apa,
bila kita memakai dengan cara negative apapun hasilnya itu tidak akan kekal
atau tahan lama. Dengan kata lain pencapaian hasil nya tidak akan tahan lama. Bila
kita memakai cara positif secara otomatis akan tahan lama, itu sudah hukum alam.
Dalam hal memikirkan cara pikiran kita harus luas, haru bisa membaca situasi
dan terbuka, karena dalam cara cara ini kita juga harus melihat sisi baik dan
sisi buruk. Untuk itu kita perlu pikiran luas, membaca situasi dan terbuka. Dalam
sebuah pandangan hidup pasti memiliki tujuan atau juga bisa di bilang cita
cita, cita cita saya di sini ingin memperlihat kan kepada orang tua saya bila
saya telah sukses dalam hal dunia dan akhirat, dengan cara menjadi yang terbaik
di mata kedua orang tua saya dan usaha yang saya lakukan sudah di mulai dari
sekarang. Sudah menunjukan bahwa saya mampu dan bersungguh sungguh dalam hal
belajar. Memperlihat kan bahwa saya sudah melakukan kewajiban dalam hal agama untuk
tabungan saya nanti di akhirat. Tetapi itu semua blm lah sempurna masih dalam
proses. Dan di langkah atau cara tersebut ini kita pasti bersosialisasi dengan
sekitar seperti di ruang lingkup sekolah. Dalam mencapai tujuan atau cita cita
saya tak luput mengajak sesama agar mempunyai tujuan hidup seseorang itu
tumbuh. Itu hal yang saya berbagi kepada sesama.
sumber :